Senin, 12 Oktober 2009

CATATAN KECIL PEREMPUAN DALAM PENDIDIKAN

Dalam catatan lain: ada seorang perempuan yang datang menuntut kepada Nabi SAW, ia berkata: "Wahai Rasul, para lak-laki telah jauh menguasai pelajaran darimu, bisakah kamu peruntukkan waktu khusus untuk kami perempuan, untuk mengajarkan apa yang kamu terima dari Allah? Nabi merespon: "Ya, berkumpullah pada hari ini dan di tempat ini". Kemudian para perempuan berkumpul di tempat yang telah ditentukan dan belajar dari Rasulullah tentang apa yang diterima dari Allah SWT. (Riwayat Bukhari dan Muslim, lihat: Ibn al-Atsîr, juz X, hal. 359, nomor hadis: 7340).

Adapun yang mejadi tujuan pendidikan diniyah putri adalah membentuk putri menjadi pribadi yang berjiwa islami, ini dilaksanakan dalam masa tiga tahun pertama. lalu pada tiga tahun berikutnya kepada mereka diberi pendidikan untuk membentuk mereka menjadi ibu-ibu pendidik yang mencakup tiga hal, yaitu:

1. Ibu pendidik dalam rumah tangga

2. Ibu pendidik bagi murid-murid di sekolah

3. Ibu pendidik dalam masyarakat, yaitu menjadi pemimpin prempuan dalam organisasi atau lembaga sosial

Di antara pendidikan secra non formal dan informal di luar kelas yang sebagian besar dilakukan sendiri oleh rahmah kepada anak asuhnya adalah sebagaia brikut

1. Pendidikan bercocok tanam mulai dari proses menyemai sampai proses mnjadi bitiran nasi

2. Pendidikan jahit menjahit dan menggunting

3. Pendidikan memasak dan mengerjakan pendidikan dapur

4. Pendidikan berdakwah di muka umum

5. Pendidikan anyam-menganyam, renda merenda dan kerajinan tangan lainnya

6. Pendidikan berbudi halus, berjiwa lemah lembut melalui kesenian seperti musik, nyanyi dan tari

7. Pendidikan sosial seperti melalui koperasi, kerja sama mengeluarkan batu kali dan mencari kayu.

8. Pendidikan sikap hidup sederhana, baik dalam berpakaian, miinuman dan makanan dan lain- lain

9. Pendidikan sosial melalui kebiasaan kebiasaan beliau baik terhadap masyarakat umum maupun terhadap asuhan beliau sendiri

10. Pendidikan disiplin

Langue (bahasa) adalah sebuah produk sosial dengan aturan-aturannya sendiri dan sebuah sistem yang diletakkan secara tertentu yang mengatur hubungan antara masing-masing elemen. Setiap wicara adalah sebuah operasi yang berdasarkan aturan yang dilakukan oleh sang pewicara tanpa merefleksikan aturan-aturan yang mendasarinya yang namun bisa dianalisa dalam aturan-aturan fungsinya.

Jacques Lacan tentang tahapan pembentukan identitas manusia (fase cermin-simbolik-nyata). Citra tubuh dan bahasa menjadi elemen besar dalam teori Lacan, yang menawarkan gagasan bagaimana identitas sebuah subyek terbentuk dalam dunia yang dikontrol phallus (phallosentrisme). Dalam hal ini, phallus pada budaya Barat bukanlah sekadar menjadi penanda dari alat kelamin lelaki (penis), dalam skala besar ia merupakan lambang kekuasaan dan aktivitas yang mensubordinasi the other-nya yang dianggap ’tak lengkap’ (lacking), dan secara pasif berfungsi sebagai penerima.

Helène Cixous mengetengahkan penentangannya terhadap phallogocentrism dengan apa yang disebutnya sebagai ’ecriture feminine’, yaitu mencari bentuk penulisan dari tubuh ’yang feminin’ (alias marjinal), untuk melepaskan sistem linguistik dan penandaan dari oposisi biner yang selama ini menjeratnya, dan menawarkan kemungkinan-kemungkinan baru dalam mengartikulasikan perbedaan. Tujuan utama Cixous adalah untuk menegaskan sebuah upaya penulisan ulang wacana dan sejarah yang selama ini didominasi oleh phallosentrisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kami tunggu Komentar, saran dan Kritik anda yang bersifat membangun pada Blog kami, dengan :
1. Tulis Komentar anda pada kolom yang telah disediakan
2. Pilih Name/URL pada "Beri komentar sebagai"
3. Tulis Nama anda pada kolom yang sudah disediakan
4. Kosongi kolom URL dan klik "lanjutkan"
5. Klik Poskan Komentar

Terima Kasih...